ULANDA.ID – Kabupaten Pohuwato dan sejumlah wilayah lain di Provinsi Gorontalo dirundung keresahan akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sejak Jumat (26/9). Hingga Selasa (30/9), antrean panjang kendaraan di berbagai SPBU masih terjadi, sementara harga eceran Pertalite dan Pertamax melonjak tajam.
Pantauan di Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, antrean kendaraan mengular lebih dari 500 meter. Ratusan pengendara roda dua maupun roda empat rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan BBM, namun tidak sedikit yang pulang dengan tangan hampa karena stok cepat habis.
“Kadang kami sudah antre berjam-jam, tapi begitu hampir sampai giliran, BBM sudah habis. Ini sangat melelahkan,” kata Rahmat, warga Marisa.
Di tengah kelangkaan, harga eceran naik drastis. Pertalite yang biasanya dijual Rp10 ribu per liter kini melonjak menjadi Rp18 ribu hingga Rp25 ribu per liter. Sementara Pertamax bahkan menembus Rp35 ribu per liter. Kondisi ini kian membebani masyarakat yang bergantung pada kendaraan bermotor untuk aktivitas harian.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop UMKM) Kabupaten Pohuwato, Ibrahim Kiraman, menegaskan kelangkaan tidak hanya terjadi di Pohuwato, tetapi hampir di seluruh daerah Gorontalo.
“Situasi ini bukan cuma di Pohuwato, tetapi di seluruh wilayah Gorontalo. Kondisi ini terjadi karena keterlambatan pasokan Pertamina melalui jalur laut ke depo Pertamina Gorontalo,” ujarnya di Pohuwato, Selasa (30/9).
Menurut Ibrahim, keterlambatan distribusi dipicu gangguan teknis pada jalur kapal tanker. Ia memastikan Pertamina sedang mempercepat distribusi dan pasokan diprediksi kembali normal dalam satu hingga dua hari ke depan.
“InsyaAllah, dalam sehari atau dua hari ke depan pasokan BBM sudah normal kembali,” tambahnya.
Masyarakat Gorontalo kini berharap janji tersebut segera terealisasi. Tanpa pasokan BBM yang stabil, aktivitas ekonomi, transportasi, hingga kehidupan sehari-hari terancam lumpuh.
Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi menegaskan komitmennya menjaga ketersediaan dan penyaluran BBM subsidi jenis Biosolar agar tetap tepat sasaran. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, T. Muhammad Rum, dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/9), menyebut perusahaan telah memperkuat pengawasan lapangan menyusul pemberitaan dugaan penyalahgunaan distribusi Biosolar.