ULANDA.ID – Ketua Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kota Gorontalo, Femmy Udoki, mendesak Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengambil langkah tegas terhadap organisasi mahasiswa yang terbukti menyelenggarakan kaderisasi berbahaya.
Desakan ini muncul setelah Muhammad Jaksen, mahasiswa UNG, meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diksar) Mapala Butaiyo Nusa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNG. Peristiwa tersebut memicu keprihatinan publik dan menimbulkan sorotan terhadap kegiatan organisasi kemahasiswaan di kampus.
“Saya menduga ada praktik kekerasan dalam proses pengkaderan, sehingga panitia kegiatan juga harus dimintai pertanggungjawaban,” ujar Femmy di Gorontalo, Senin.
Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni UNG (IKA UNG) itu menegaskan perlunya pengawasan ketat terhadap aktivitas organisasi, baik intra maupun ekstra kampus, guna mencegah kasus serupa terulang.
“Kalau perlu, Mapala yang terlibat dipanggil dan dimintai pertanggungjawaban. Bahkan jika terbukti membahayakan, sebaiknya dibekukan saja,” tegas Femmy.
Ia menambahkan, pihak kampus harus berani menindak organisasi yang menyelenggarakan kegiatan dengan pola kaderisasi ekstrem dan tidak manusiawi. “UNG tidak boleh membiarkan hal ini berlalu begitu saja, karena menyangkut keselamatan mahasiswa,” katanya.
Saat ini, publik menantikan langkah Universitas Negeri Gorontalo bersama aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kasus yang menimbulkan kegaduhan di lingkungan akademik tersebut.