ULANDA.ID – Desakan publik agar institusi kepolisian bersikap transparan kembali mencuat setelah kasus dugaan pelecehan seksual dan pemerasan yang menyeret nama Aksel, oknum anggota Polri eks Polres Bone Bolango, dinilai tak kunjung menunjukkan perkembangan berarti.
Keluarga korban menilai, meski kasus ini sudah ramai diperbincangkan sejak beberapa bulan lalu, laporan mereka masih berhenti di tahap penyelidikan dan belum naik ke penyidikan. Padahal, bukti tambahan sudah diserahkan kepada aparat.
Paman korban sekaligus kuasa hukum, Haris Panto, menyebut kondisi tersebut membuat keluarga kecewa sekaligus menimbulkan stigma negatif di masyarakat.
“Kalau kasus ini dibiarkan tanpa kejelasan, masyarakat akan semakin percaya bahwa melaporkan polisi ke polisi itu sulit. Kami sudah menunggu hampir tiga bulan, tapi tidak ada progres yang signifikan,” tegas Haris, Sabtu (23/8).
Ia pun mendesak Kapolda Gorontalo yang baru dilantik agar melakukan evaluasi terhadap para penyidik hingga ke level bawah. Menurutnya, evaluasi menyeluruh penting untuk mencegah terjadinya praktik mafia hukum yang bisa menggerus kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
“Kami tidak ingin perkara ini berhenti di tengah jalan. Kapolda baru harus bisa memberi perhatian khusus supaya hukum ditegakkan tanpa pandang bulu,” tambahnya.
Keluarga korban memastikan bahwa tujuan mereka bukan mencari sensasi, melainkan menuntut keadilan yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara.
“Yang kami inginkan sederhana: kebenaran ditegakkan, kasus ini diproses tuntas, dan aparat bekerja profesional serta transparan,” ujar Haris.
Sementara itu, Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Desmont Harjendro ketika dikonfirmasi menyebut pihaknya akan memantau langsung perkembangan kasus tersebut. “Insya Allah Senin saya cek ya,” singkatnya.