ULANDA.ID – Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Junico Siahaan atau Nico Siahaan, berharap insiden pencabutan kartu identitas (ID Pers) jurnalis di lingkungan Istana Negara tidak kembali terjadi.
Ia menilai, kasus yang menimpa wartawan CNN Indonesia, Diana Valencia, saat meliput kegiatan Presiden Prabowo Subianto pada Sabtu (27/9), menjadi pelajaran penting bagi semua pihak untuk memperkuat komitmen terhadap kebebasan pers.
“Semua pejabat publik harus siap menerima kritik. Itulah yang membuat pemerintahan semakin baik,” kata Nico di Jakarta, Selasa (30/9).
Mantan presenter televisi nasional itu menekankan, pejabat negara perlu membuka ruang dialog dengan pers sebagai ujung tombak pemberitaan. Menurut dia, sikap keterbukaan Presiden Prabowo Subianto yang sebelumnya mengundang pemimpin redaksi media nasional bisa menjadi teladan.
“Seperti yang dilakukan Presiden Prabowo ketika mengundang para pemimpin redaksi,” ujar Nico.
Ia juga menegaskan, pembenahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga media massa. Media, kata dia, perlu terus meningkatkan kualitas narasi pemberitaan agar tidak menyesatkan publik.
“Sambil sama-sama memperbaiki kualitas narasi, jangan sampai judul dibuat-buat hanya untuk clickbait,” ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan tidak akan lagi mencabut ID Pers jurnalis yang meliput kegiatan Presiden.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Setpres Yusuf Permana menyampaikan bahwa Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi, Erlin Suastini, telah meminta maaf secara langsung kepada Diana Valencia dan pimpinan redaksi CNN Indonesia dalam pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/9).