ULANDA.ID – Di tengah tren makanan kekinian yang serba instan, kuliner nostalgia atau jajanan tempo dulu kembali diminati. Generasi muda kini melirik jajanan jadul untuk merasakan cita rasa masa kecil orang tua mereka. Fenomena ini sekaligus membuka peluang bagi pelaku UMKM kuliner untuk menghidupkan kembali menu tradisional.
Berikut tujuh kuliner nostalgia yang populer kembali di 2025:
1. Kue Cubit
Jajanan sederhana ini tetap bertahan dengan dua versi, klasik dan modern. Kue cubit original setengah matang dengan taburan meses masih digemari, sementara varian kekinian hadir dengan topping keju, green tea, hingga red velvet.
2. Klepon
Bola ketan hijau berisi gula merah cair dan taburan kelapa parut ini viral kembali di media sosial. Variasi isi seperti cokelat dan durian menambah daya tarik tanpa menghilangkan cita rasa khasnya.
3. Es Doger
Minuman berbahan santan, tape, ketan hitam, dan roti kini banyak hadir di kafe dengan kemasan modern. Es doger kembali populer sebagai pelepas dahaga di siang hari maupun menu buka puasa.
4. Lupis
Ketan berbungkus daun pisang dengan taburan kelapa dan gula merah cair ini membawa nostalgia sarapan pagi di kampung halaman. Kini, banyak penjual memodifikasi bentuknya agar lebih praktis disantap.
5. Cenil
Kenyal, manis, dan berwarna-warni, cenil kembali mencuri perhatian generasi muda. Sajian dengan taburan kelapa dan gula merah cair dinilai cocok dengan tren kuliner Instagrammable.
6. Es Goyang
Es krim jadul yang dibekukan dengan cara digoyang dalam cetakan kembali hadir di festival kuliner. Rasa klasik berpadu dengan varian modern seperti matcha dan taro.
7. Colenak
Singkatan dari “dicocol enak”, colenak berupa tape singkong bakar dengan saus gula merah dan santan. Kelezatan legit tape berpadu aroma bakaran menjadikannya favorit di kota-kota seperti Bandung dan Sukabumi.
Tren kuliner nostalgia ini dimanfaatkan banyak UMKM untuk menghidupkan kembali jajanan tradisional. Bahkan sejumlah festival kuliner mengangkat tema makanan jadul untuk menarik pengunjung lintas generasi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski zaman berubah, cita rasa warisan kuliner Indonesia tetap abadi dan terus mendapat tempat di hati masyarakat.
