ULANDA.ID — Kelangkaan gas LPG 3 kilogram di Kabupaten Boalemo kian parah. Di sejumlah wilayah seperti Desa Tangga Barito, Dusun Moliulo, harga per tabung melonjak hingga Rp50 ribu. Kondisi ini memicu keprihatinan Komisi II DPRD Boalemo yang menilai distribusi gas bersubsidi tidak berjalan optimal.
Dalam rapat dengar pendapat bersama warga Desa Bongo II, Komisi II menyoroti minimnya pasokan gas LPG yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Anggota Komisi II, Harijanto Mamangkey, menyebut distribusi gas di Boalemo rata-rata hanya mencapai 2.800 tabung per hari.
“Dengan jumlah itu jelas tidak cukup. Pemerintah daerah harus segera meminta Pertamina Patra Niaga menambah kuota dan memperbanyak pangkalan, terutama di wilayah padat penduduk seperti Bongo II,” ujar Harijanto.
Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan di tingkat pangkalan yang membuka peluang terjadinya penimbunan. “Kenaikan harga hingga Rp50 ribu per tabung menunjukkan adanya persoalan serius dalam rantai distribusi. Pengawasan harus diperketat agar gas bersubsidi benar-benar sampai kepada warga yang berhak,” tegasnya.
Komisi II DPRD Boalemo memastikan akan menindaklanjuti persoalan ini dengan mengeluarkan rekomendasi resmi kepada pemerintah daerah. Selain itu, dewan berencana berkoordinasi dengan Pertamina untuk mencari solusi permanen agar kelangkaan dan harga gas LPG 3 kilogram di Boalemo bisa segera teratasi.