Adveristing
Example 325x300
Hukum

Polisi Dalami, Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu: Wajah Terbungkus Lakban

×

Polisi Dalami, Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu: Wajah Terbungkus Lakban

Sebarkan artikel ini
Kasus kematian diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) dengan kondisi muka tertutup lakban di kamar kos daerah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat masih menjadi tanda tanya. (CNN Indonesia/Tunggul)
Kasus kematian diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) dengan kondisi muka tertutup lakban di kamar kos daerah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat masih menjadi tanda tanya. (CNN Indonesia/Tunggul)

ULANDA.ID — Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), yang ditemukan dengan wajah terbungkus lakban di kamar kos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7), masih menyisakan tanda tanya besar. Polisi hingga kini belum menyimpulkan penyebab pasti meninggalnya Arya.

Jasad Arya ditemukan sekitar pukul 08.30 WIB dalam kondisi mengenaskan. Berdasarkan pemeriksaan awal, pihak kepolisian menyebut tidak ada tanda kekerasan maupun barang milik korban yang hilang dari lokasi kejadian.

“Penyelidikan masih berjalan. Tim telah memeriksa sejumlah saksi dan mengamankan barang bukti dari lokasi,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat dalam keterangannya, Rabu (9/7).

Baca Juga :  Kejati Gorontalo Didukung Usut Proyek Mangkrak RS Ainun Habibie Senilai Rp25,9 Miliar

Sosiolog Kriminal: Banyak Kejanggalan yang Perlu Dicermati
Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto, menilai kasus ini memuat sejumlah kejanggalan yang perlu ditelusuri lebih dalam.

Pertama, kondisi wajah korban yang terlilit rapat oleh lakban berwarna kuning. Menurutnya, posisi lilitan bisa menjadi petunjuk penting, apakah dilakukan sendiri atau oleh orang lain.

“Kondisi lakban dapat membantu mengidentifikasi apakah korban bunuh diri atau ada keterlibatan pihak lain,” ujar Soeprapto kepada wartawan, Kamis (10/7).

Kedua, pintu kamar kos terkunci dari dalam. Ini memunculkan dugaan bahwa korban bisa saja meninggal akibat penyakit atau tekanan psikologis. Namun, perlu dipastikan apakah akses lain seperti jendela dapat diakses dari luar.

Baca Juga :  Puan Maharani Desak Pembubaran Ormas Terlibat Premanisme

Ketiga, tidak ada barang korban yang hilang. Hal ini, kata Soeprapto, bisa menjadi alibi agar tampak seperti kasus alami dan bukan pembunuhan.

Keempat, sistem akses kos yang tertutup bagi orang luar menyulitkan dugaan adanya pelaku dari eksternal.

Kelima, informasi bahwa korban sempat berencana pindah kos setelah menjual mobilnya juga dianggap relevan dengan kemungkinan tekanan pribadi atau kondisi keuangan.

Keenam, rekaman CCTV di sekitar lokasi tidak menunjukkan aktivitas mencurigakan. “Kemungkinan pelaku sudah paham cara menghindari pantauan kamera,” ujarnya.

Kemungkinan Penyebab: Bunuh Diri, Penyakit, atau Pembunuhan?
Soeprapto menyatakan, berdasarkan berbagai temuan, penyebab kematian bisa berasal dari sejumlah faktor: mulai dari penganiayaan, pembunuhan, serangan penyakit, hingga tindakan bunuh diri dengan cara menyumbat saluran pernapasan.

Baca Juga :  Kasus Dugaan Persetubuhan Oknum Polisi di Bone Bolango Masuk Tahap Internal

“Jika tidak ditemukan indikasi kekerasan, penyebabnya mungkin serangan penyakit atau tekanan mental. Jika istri dan kerabat pun tak mengetahui adanya masalah, bisa jadi korban sengaja merahasiakan beban hidupnya,” jelasnya.

Polisi masih melanjutkan penyelidikan dan belum mengeluarkan kesimpulan resmi. Masyarakat diminta tidak berspekulasi sebelum hasil forensik dan penyelidikan lengkap diumumkan.

**Klik Channel WhatsApp Ulanda.id untuk membaca berita pilihan menarik lainnya langsung di ponselmu.

Example floating