Adveristing
Internasional

Seorang Pria Dihukum Mati karena Membakar Hidup-Hidup Istri Akibat Warna Kulit

×

Seorang Pria Dihukum Mati karena Membakar Hidup-Hidup Istri Akibat Warna Kulit

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi api (Gambar oleh Larry White dari Pixabay)/Ulanda.id
Ilustrasi api (Gambar oleh Larry White dari Pixabay)/Ulanda.id

ULANDA.ID – Seorang pria di India, Kishandas, dijatuhi hukuman mati setelah terbukti membakar hidup-hidup istrinya, Lakshmi, karena warna kulitnya. Kasus ini kembali menyoroti diskriminasi warna kulit yang masih terjadi di India.

Menurut dokumen pengadilan, Lakshmi kerap diejek suaminya sejak menikah. “Ia sering memanggil saya ‘kali’ dan mempermalukan tubuh saya,” kata Lakshmi sebelum meninggal, dikutip dari BBC, Kamis (4/9/2025).

Hakim Distrik Rahul Choudhary menyebut kejahatan tersebut sebagai “paling langka dari yang langka” dan menggolongkannya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca Juga :  Trump Pastikan Pelaku Penembakan Charlie Kirk Sudah Ditangkap

Peristiwa tragis terjadi pada 24 Juni 2017. Malam itu, Kishandas membawa cairan cokelat dalam botol plastik yang diklaim sebagai obat pemutih kulit dan mengoleskannya ke tubuh istrinya.

Saat Lakshmi mengeluhkan bau menyengat cairan tersebut, Kishandas malah membakar tubuh istrinya menggunakan batang dupa, kemudian menyiramkan sisa cairan dan melarikan diri.

Keluarga membawa Lakshmi ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong. Hakim Choudhary menilai tindakan Kishandas menunjukkan kekejaman luar biasa.

“Ini bukan hanya kejahatan terhadap Lakshmi, tapi juga terhadap kemanusiaan. Tindak brutal yang mengguncang nurani masyarakat beradab,” tegasnya.

Baca Juga :  DEAL? Patrick Kluivert Jadi Pelatih Baru Timnas Indonesia

Jaksa Penuntut Umum Dinesh Paliwal menyebut putusan itu sebagai langkah bersejarah. “Seorang perempuan muda berusia awal 20-an dibunuh dengan keji. Jika kita tidak melindungi putri-putri kita, siapa lagi yang akan melakukannya?” katanya.

Sementara itu, pengacara Kishandas, Surendra Kumar Menariya, menolak putusan tersebut. Ia bersikeras kematian Lakshmi adalah kecelakaan dan berencana mengajukan banding sesuai ketentuan hukum yang memberikan waktu 30 hari untuk langkah tersebut.

Kasus ini menyoroti tekanan sosial akibat obsesi kulit putih di India. Preferensi masyarakat terhadap kulit cerah tercermin dari iklan produk pemutih bernilai miliaran dolar dan kolom pernikahan yang menekankan warna kulit calon pasangan.

Baca Juga :  Rudal Iran Hantam Tel Aviv, 23 Warga Israel Terluka

Aktivis gender dan kesetaraan di India terus berjuang melawan stigma “lebih putih berarti lebih baik”, meski perjuangan itu menghadapi tantangan budaya yang kuat.

Hingga perubahan sosial terjadi, diskriminasi berbasis warna kulit tetap meninggalkan luka mendalam dan berpotensi menimbulkan tragedi seperti yang dialami Lakshmi.

**Klik Channel WhatsApp Ulanda.id untuk membaca berita pilihan menarik lainnya langsung di ponselmu.

Example floating