ULANDA.ID – Pemerintah terus berupaya menekan laju kenaikan harga beras yang semakin tinggi. Badan Urusan Logistik (Bulog) menggandeng TNI dan Polri untuk mendistribusikan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga di pasaran.
Langkah ini mendapat respons positif dari berbagai pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Kota Gorontalo. Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya tersebut saat memantau harga beras di Bulog pada Senin (8/9/2025).
Beras yang dijual TNI dan Polri di pasar cukup membantu warga karena harganya lebih murah, ujar Adhan.
Sementara itu, saat melakukan kunjungan di penggilingan beras, Adhan Dambea menyatakan kalau pemkot Gorontalo mendukung penuh atas kebijakan ini. Namun, Adhan mengusulkan agar lokasi penjualan beras SPHP yang saat ini dilakukan di pasar, dipindahkan ke kantor kelurahan.
Saya harap dijual di kantor kelurahan, biar warga lebih mudah menjangkau. Termasuk TNI dan Polri, agar tidak harus ke pasar lagi untuk menjual. Nanti akan kita koordinasikan, jelasnya.
Kalau nantinya dijual di kantor kelurahan, kita akan umumkan ke seluruh warga masyarakat, tambahnya.
Adhan Dambea juga melakukan monitoring harga beras di Bulog untuk merespons keluhan warga terkait kenaikan harga beras yang mencapai Rp 17 ribu per kilogram di tingkat pengecer.
Hari ini, saya ke Bulog untuk mengecek harga beras yang beberapa hari terakhir ini menjadi keluhan warga, ungkap Adhan.
Dari hasil monitoring, harga beras per kilogram di Bulog adalah Rp 15 ribu. Menurut Adhan, harga ini masih sulit dijangkau oleh sebagian masyarakat.
Memang tidak tinggi, tapi kalau kita lihat kemampuan masyarakat, susah menjangkau harga itu, katanya.
Pemerintah Kota Gorontalo akan terus memberikan perhatian serius terhadap masalah ini dan berupaya mengambil langkah-langkah serta kebijakan yang dapat membantu warga dalam memenuhi kebutuhan pokok beras.