ULANDA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate mengonfirmasi adanya kasus difteri yang menyerang anak. Temuan ini diketahui setelah dokter spesialis di wilayah Ternate Selatan melaporkan pasien dengan gejala mengarah pada difteri.
Apa itu difteri?
Difteri merupakan penyakit menular yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini rentan menyerang anak-anak dengan daya tahan tubuh rendah.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, difteri memiliki gejala yang khas dan berbeda dengan penyakit demam biasa. Suhu tubuh penderita biasanya tidak terlalu tinggi, yakni di bawah 38 derajat Celsius.
Ciri lain adalah munculnya selaput putih keabu-abuan yang menutupi amandel, faring, atau bagian belakang tenggorokan, bahkan bisa menutupi hidung. Selaput tersebut mudah berdarah ketika dilepaskan.
Gejala difteri yang perlu diwaspadai
Gejala lain yang perlu diwaspadai meliputi:
Sakit tenggorokan terutama saat menelan.
Pembengkakan leher pada kelenjar getah bening dan jaringan lunak (bullneck).
Gangguan pernapasan berupa sesak napas, suara serak, hingga napas berbunyi karena saluran pernapasan tertutup selaput.
Kelelahan, suara serak, pilek cair atau bercampur darah.
Dalam beberapa kasus, penderita difteri tidak menunjukkan gejala atau hanya tampak ringan mirip flu. Namun jika tidak segera ditangani, racun dari bakteri dapat merusak jantung, ginjal, dan otak.
Pencegahan dengan imunisasi
Dinkes mengingatkan masyarakat bahwa difteri bisa dicegah dengan imunisasi vaksin DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus). Vaksinasi diberikan secara bertahap:
Dosis pertama pada usia 2 bulan.
Dosis kedua saat anak berusia 3–4 bulan.
Dosis ketiga ketika anak berusia 4–6 bulan.
Pemberian imunisasi lengkap sangat penting untuk mencegah penularan difteri sekaligus melindungi kesehatan anak.