ULANDA.ID — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 mencapai 23,85 juta jiwa, mencatatkan penurunan tipis dibandingkan periode sebelumnya. Data tersebut sekaligus menandai tingkat kemiskinan terendah dalam dua dekade terakhir.
“Angka kemiskinan tahun 2025 merupakan yang terendah selama 20 tahun terakhir,” ujar Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Menurut Ateng, penurunan angka kemiskinan ini mencerminkan keberlanjutan upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini hasil dari sinergi program perlindungan sosial, pemulihan ekonomi, dan pengendalian inflasi yang konsisten,” tambahnya.
Berdasarkan data resmi BPS, penurunan angka kemiskinan ini setara dengan 8,46 persen dari total penduduk Indonesia, turun dari posisi 8,57 persen pada September 2024. Meskipun penurunan tersebut bersifat marginal, namun tetap menjadi indikator positif.
Selain jumlah absolut, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga menunjukkan tren menurun, seiring dengan program pemberdayaan desa dan bantuan sosial yang lebih merata.
Beberapa faktor yang turut mendorong penurunan angka kemiskinan antara lain:
Stabilitas harga kebutuhan pokok,
Perluasan program bansos tepat sasaran,
Pemulihan sektor UMKM pasca-pandemi, dan
Peningkatan lapangan kerja di sektor informal.
Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), menyatakan akan memperkuat integrasi data kemiskinan agar program intervensi bisa lebih tepat sasaran.