ULANDA.ID — Pemerintah Kabupaten Gorontalo resmi meluncurkan program sosial Koin Seribu Peduli Stunting (KOPI-ST) berbasis transaksi digital QRIS, dalam sebuah acara bertema religius dan budaya di Lapangan Bostar, Kecamatan Dungaliyo, Sabtu malam (26/7/2025).
Sinergi Sosial, Teknologi, dan Budaya dalam Satu Panggung
Peluncuran program ini dirangkaikan dengan Tabligh Akbar dan Festival Apangi yang menyedot antusiasme ribuan warga. Hadir dalam kegiatan tersebut unsur Forkopimda, perwakilan Bank Indonesia, BRI, serta jajaran pejabat Pemkab Gorontalo.
Kegiatan ini juga menghadirkan penceramah nasional Ustadz Dennis Lim, yang mengangkat tema kebersamaan dan nilai-nilai keadilan sosial dalam perspektif Islam.
KOPI-ST: Inovasi Digital untuk Percepatan Penanganan Stunting
Dalam sambutannya, Bupati Gorontalo Sofyan Puhi menekankan bahwa program KOPI-ST merupakan langkah konkret untuk menurunkan angka stunting, khususnya di wilayah Dungaliyo.
“Program ini bukan hanya mengandalkan donasi masyarakat, tetapi juga mendorong budaya transaksi digital melalui QRIS, sejalan dengan transformasi ekonomi digital di sektor UMKM,” ujar Sofyan.
Ia menambahkan, pelibatan masyarakat secara luas dalam program KOPI-ST akan memperkuat semangat gotong royong, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Festival Apangi: Pelestarian Rasa, Nilai, dan Identitas Lokal
Sofyan juga menyebut Festival Apangi bukan sekadar ajang kuliner tahunan, tetapi bagian dari upaya strategis melestarikan budaya dan identitas Gorontalo.
“Apangi adalah simbol kearifan lokal. Kesederhanaannya merekatkan kebersamaan. Festival ini menjadi ruang edukatif untuk generasi muda agar mengenal warisan kuliner leluhur,” jelasnya.
Pemerintah Dorong UMKM dan Ekonomi Digital Desa
Bupati Sofyan turut mendorong pelaku usaha mikro di desa agar memanfaatkan kemajuan teknologi digital, khususnya sistem pembayaran non-tunai yang makin meluas.
“Kita dorong pelaku UMKM mengadopsi QRIS sebagai alat transaksi modern. Ini bagian dari strategi memperkuat ekonomi desa secara inklusif dan berkelanjutan,” tandasnya.