ULANDA.ID – Di tengah terik matahari dan sorak-sorai mahasiswa yang berunjuk rasa di kawasan Perlimaan Kota Gorontalo, Senin (1/9/2025), sosok Ismail, penjual es krim keliling, menjadi pusat perhatian.
Berbeda dengan hari-hari biasa, pendapatannya hari ini meroket karena tingginya permintaan dari peserta aksi dan warga sekitar.
Dengan motornya, Ismail menyusuri jalan sekitar lokasi demonstrasi. “Alhamdulillah, sudah habis satu ember es krim,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia biasanya berkeliling kota untuk mencari pelanggan, namun kali ini ia sengaja mendekat ke Perlimaan setelah mendengar kabar akan ada aksi besar mahasiswa.
Fenomena ini menjadi kontras dengan kondisi masyarakat umum yang sejak pagi enggan beraktivitas di luar rumah.
Beberapa sekolah bahkan meliburkan siswanya sesuai edaran pemerintah, sehingga jalanan relatif lengang kecuali di lokasi unjuk rasa. “Tadi saya sempat keliling kampus.
Setelah tahu ada demo di Perlimaan Telaga, saya langsung ke sini,” kata Ismail.
Meski mendapat rezeki tambahan, Ismail tetap menitipkan pesan damai. Ia berharap massa aksi menyampaikan aspirasi dengan tertib.
“Semoga adik-adik bisa menyampaikan aspirasi dengan baik tanpa keributan,” tambahnya.
Kehadiran penjual es keliling ini tidak hanya menghilangkan dahaga peserta aksi, tetapi juga memberi jeda ringan di tengah suasana tegang yang dipenuhi orasi lantang dan pembakaran ban bekas.
Fenomena ini menjadi cerminan dinamika sosial Gorontalo: di balik tensi politik dan sosial, masyarakat kecil tetap mencari nafkah, sekaligus memberi warna berbeda dalam ruang demokrasi.