ULANDA.ID I Bone Bolango, – Gejolak di kalangan masyarakat penambang rakyat Kabupaten Bone Bolango kembali menguat, menyusul tindakan sepihak dari perusahaan tambang PT. Gorontalo Mineral yang memasang papan peringatan di tiga titik lokasi pertambangan rakyat.
Sebagai bentuk respons atas tindakan yang dianggap provokatif tersebut, para penambang rakyat akan menggelar Konsolidasi Akbar pada Selasa, 8 April 2025, bertempat di GOR Boludawa pukul 13.00 WITA. Kegiatan ini mengusung tema penuh perlawanan: “Penambang Rakyat Melawan”, dan akan dikoordinir langsung oleh tokoh masyarakat sekaligus mantan anggota DPRD Kabupaten Bone Bolango, Fajar Wartabone.
Dalam keterangan resminya, Fajar Wartabone menyebut langkah PT. Gorontalo Mineral sebagai bentuk arogansi korporasi yang mengabaikan realitas sosial dan ekonomi masyarakat lokal.
“Pemasangan papan peringatan oleh perusahaan itu bukan hanya provokatif, tapi juga mencerminkan bahwa mereka tidak mengakui keberadaan penambang rakyat yang selama ini menggantungkan hidup di wilayah itu. Ini bentuk intimidasi terselubung,” ujar Fajar.
Menurut informasi yang beredar, tiga titik tambang yang dipasangi papan peringatan tersebut selama ini merupakan sumber mata pencaharian utama warga secara turun-temurun. Kehadiran papan peringatan itu telah menimbulkan keresahan dan memicu ketegangan di lapangan.
Konsolidasi Akbar ini terbuka bagi seluruh elemen masyarakat Bone Bolango—termasuk tokoh adat, pemuda, mahasiswa, dan masyarakat sipil—yang menolak ketidakadilan dalam pengelolaan sumber daya alam.
“Kegiatan konsolidasi ini akan menjadi ajang untuk menyatukan suara dan sikap bersama atas nama kedaulatan penambang rakyat, serta menyusun langkah strategis ke depan dalam menghadapi ancaman penggusuran oleh kepentingan korporasi,” tegas Fajar.
Lebih lanjut, Fajar menegaskan bahwa perjuangan ini tidak hanya menyangkut tambang, tetapi menyangkut hak atas tanah dan penghidupan yang telah diwariskan secara turun-temurun.
“Dengan situasi yang makin menekan penambang kecil melalui aturan-aturan yang pro-korporasi, konsolidasi ini menjadi momentum penting bagi rakyat untuk bersatu dan menunjukkan bahwa suara mereka tidak bisa lagi diabaikan,” imbuhnya.
Mengangkat semangat perjuangan, Fajar juga menyerukan kepada negara agar tidak menutup mata terhadap nasib masyarakat penambang di Bone Bolango.
“Saya bersama anak-anak dan cucu para pejuang kemerdekaan Gorontalo meminta kepada negara untuk tidak menutup mata terhadap nasib masyarakat penambang di Bone Bolango. Kami bukan menolak investasi, tapi kami hanya meminta sedikit ruang untuk rakyat bertahan hidup,” tegasnya.
Dalam penutupnya, Fajar menyayangkan arah pembangunan yang menurutnya terlalu berpihak pada korporasi besar, tanpa memberi ruang yang adil bagi rakyat kecil yang hidup dari kekayaan alam secara tradisional.
“Berikan sedikit saja ruang hidup untuk rakyat. Jangan semuanya diserahkan kepada korporasi besar. Di tanah ini, rakyat sudah menggali dengan tangan mereka sendiri jauh sebelum izin-izin tambang masuk,” pungkasnya.(*)