Adveristing
Example 325x300
Peristiwa

Kekerasan Terhadap Aktivis Lingkungan Kembali Terjadi

×

Kekerasan Terhadap Aktivis Lingkungan Kembali Terjadi

Sebarkan artikel ini

ULANDA.ID – Kasus kekerasan terhadap aktivis lingkungan di Gorontalo kembali mencuat. Kali ini menimpa Syawal Hamjati, mantan Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, yang diserang oleh dua orang tidak dikenal saat melintasi kawasan sepi di Jalur Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Rabu (15/5) dini hari.

Insiden terjadi sekitar pukul 03.00 WITA. Syawal mengaku dihentikan oleh dua pelaku yang mengendarai sepeda motor berwarna hitam. Setelah memastikan identitas korban, salah satu pelaku langsung melakukan pemukulan ke arah wajah, perut, dan mulut Syawal.

“Tanpa alasan, saya langsung dipukul. Ini bukan tindakan yang layak dilakukan terhadap siapa pun, apalagi terhadap aktivis,” ujar Syawal

Syawal menduga kekerasan yang menimpanya berkaitan erat dengan sikap vokalnya dalam mengkritik praktik pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Provinsi Gorontalo, khususnya di wilayah Pohuwato. Ia telah melaporkan kejadian ini ke Polres Gorontalo dan meminta aparat kepolisian mengusut kasus tersebut secara menyeluruh.

Baca Juga :  Mahasiswa Demo Polsek Tapa, Tuntut Penyelesaian Kasus Pelecehan Seksual di Desa Meranti

Empat Aktivis Jadi Korban

Penyerangan terhadap Syawal menambah daftar panjang kekerasan terhadap pegiat lingkungan di Gorontalo. Sebelumnya, tiga aktivis lainnya telah menjadi korban dalam kurun waktu kurang dari satu bulan terakhir.

Pada 27 April 2025, Hidayat Musa, mantan Ketua Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Gorontalo, diserang saat berkendara di kawasan Polsek Kota Timur. Ia ditendang hingga helmnya pecah namun berhasil menyelamatkan diri.

Delapan hari kemudian, Amin Dj. Suleman, Ketua Gerakan Aktivis Milenial (GAM), diserang empat pria bertopeng yang memukulnya dengan balok kayu di ruas GORR. Insiden itu terekam warga dan beredar luas di media sosial.

Baca Juga :  Keluarga Besar Titik Nol KM Tugu Panua Sampaikan Duka atas Korban Banjir Tuweya

Lalu pada 13 Mei 2025, Harun Alulu alias Oga, Koordinator BEM Nusantara Gorontalo, dihantam di punggung oleh pria berpakaian hitam yang menunggunya di tikungan menuju tempat kos. Ia tersungkur sebelum pelaku melarikan diri.

Tuntutan Investigasi dan Perlindungan Aktivis

Berbagai kalangan masyarakat sipil dan organisasi lingkungan mendesak kepolisian agar segera mengungkap motif serta aktor intelektual di balik serangan beruntun ini. Dugaan keterlibatan oknum tertentu, termasuk pihak yang berkepentingan terhadap tambang emas ilegal, menjadi sorotan utama.

“Ini sudah bukan kasus biasa. Empat aktivis yang vokal menolak PETI menjadi korban. Harus ada langkah tegas dari aparat penegak hukum,” ujar salah satu pegiat lingkungan.

Praktik PETI di Gorontalo disebut telah merusak lingkungan dan mengabaikan keselamatan warga. Aktivis menyebut aktivitas tambang ilegal ini sebagai bentuk “kejahatan lingkungan terstruktur” yang dibiarkan beroperasi tanpa pengawasan dan reklamasi.

Baca Juga :  Massa HMI Geruduk Bea Cukai Gorontalo, Soroti Rokok Ilegal

Respons Kepolisian

Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol Desmont Harjendro memastikan penyelidikan atas rentetan kasus ini tengah berjalan. Ia menyebut Polda Gorontalo telah memberi dukungan penuh kepada Polres Gorontalo untuk mempercepat pengungkapan kasus.

“Kasus ini dalam penanganan. Pemeriksaan sudah dilakukan, dan proses terus berjalan. Polda ikut membackup agar prosesnya cepat selesai,” kata Desmont saat dikonfirmasi, Selasa (13/5).

Terkait dugaan keterkaitan antara kasus penganiayaan dengan aktivitas pertambangan ilegal, Desmont belum bersedia memberikan penilaian. “Kami masih fokus pada proses pengumpulan bukti dan keterangan saksi,” katanya.

**Klik Channel WhatsApp Ulanda.id untuk membaca berita pilihan menarik lainnya langsung di ponselmu.

Example floating