ULANDA.ID – keluarga besar titik Nol kilometer tugu panua menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya dua warga Desa Tuweya, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato, akibat banjir bandang yang terjadi Jumat malam (20/6/2025).
“Doa kami menyertai korban beserta keluarga, Desa Tuweya, pun dengan wilayah terdampak banjir Kabupaten Pohuwato,” tulis salah satu perwakilan komunitas melalui platform digital sebagai bentuk empati terhadap bencana yang terjadi.
Bencana banjir bandang tersebut melanda kawasan barat Pohuwato sekitar pukul 22.00 WITA. Hujan deras yang turun secara terus-menerus menyebabkan sungai di wilayah setempat meluap dan menerjang permukiman warga.
Dua korban jiwa dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Mereka adalah Ance Munu (42) dan Laras Tiari Lakoro (15), yang merupakan tante dan keponakan. Saat banjir menerjang, keduanya sedang berada di dalam rumah dan tidak sempat menyelamatkan diri.
“Air naik sangat cepat, mereka terjebak di dalam rumah. Kami sempat mendengar teriakan minta tolong, tapi situasi saat itu sudah kacau, warga lainnya sedang menyelamatkan diri,” ujar Kepala Desa Tuweya, Adam Daud.
Kedua korban ditemukan keesokan harinya dalam keadaan tidak bernyawa, tertimbun reruntuhan rumah di Dusun I, Desa Bohusami.
“Kami sangat kehilangan. Laras masih remaja, dan Ance dikenal sebagai warga yang aktif dalam kegiatan desa. Semoga almarhumah husnul khotimah,” lanjut Adam dengan nada sedih.
Selain Desa Tuweya, banjir juga melanda empat desa lainnya yakni Sidorukun dan Pelambane di Kecamatan Randangan, serta Bohusami dan Lemito di Kecamatan Taluditi. Dari lima desa tersebut, Tuweya menjadi wilayah terdampak paling parah, baik dari segi kerusakan infrastruktur maupun jumlah korban jiwa.
Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, Dinsos, dan Tagana langsung diterjunkan ke lokasi bencana untuk melakukan evakuasi dan pendataan.
“Kami turunkan tim sejak malam hari. Arus banjir masih sangat kuat dan banyak material kayu serta lumpur yang menyulitkan proses pencarian. Alhamdulillah, kedua korban berhasil ditemukan,” jelas Kepala Subsektor Basarnas Pohuwato, Afdal Saputra.
Hingga Sabtu malam (21/6), posko darurat telah didirikan di beberapa titik, dan sebagian warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Berdasarkan data sementara, Desa Tuweya dihuni oleh 158 kepala keluarga dengan total 615 jiwa, sementara Desa Bohusami memiliki 197 kepala keluarga dan 620 jiwa. Meski turut terdampak banjir, Desa Bohusami tidak mencatat adanya korban jiwa.
Afdal mengingatkan masyarakat agar tetap waspada karena curah hujan masih tinggi dan potensi banjir susulan masih ada.
“Kami minta warga tetap siaga. Cuaca masih ekstrem dan potensi banjir susulan bisa terjadi sewaktu-waktu,” imbaunya.(**)