Adveristing
Example 325x300
Opini

SPBU Mangkrak di Bonepantai Gorontalo, Nelayan dan Petani Menjerit Akibat Krisis BBM

×

SPBU Mangkrak di Bonepantai Gorontalo, Nelayan dan Petani Menjerit Akibat Krisis BBM

Sebarkan artikel ini
SPBU Mati di Tihu: Ketika Harapan Masyarakat Pesisir Terkubur (Foto:Tangkapan Layar)/Ulanda.id
SPBU Mati di Tihu: Ketika Harapan Masyarakat Pesisir Terkubur (Foto:Tangkapan Layar)/Ulanda.id

ULANDA.ID — Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Tihu, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, sudah hampir setahun tidak beroperasi. Kondisi ini memicu keluhan masyarakat pesisir yang selama ini bergantung pada pasokan BBM untuk kebutuhan melaut, bertani, hingga menjalankan usaha mikro kecil.

Pantauan di lapangan menunjukkan bangunan SPBU tersebut masih terlihat baru, namun seluruh pompa bensin tidak berfungsi. Warga menyebut, sejak pertengahan 2024, tidak ada lagi pasokan BBM masuk ke SPBU tersebut.

“SPBU-nya bagus, tapi tidak ada bensin. Sudah berbulan-bulan kami harus ke kota hanya untuk dapatkan satu jerigen,” kata Amin, salah satu nelayan Tihu, kepada wartawan, Sabtu (2/8).

Baca Juga :  Sosiologi Bencana di Gorontalo: Sejarah Gempa, Peringatan Tsunami, dan Lelucon yang Beresiko

Ia mengaku, untuk mendapatkan BBM, warga harus menempuh perjalanan puluhan kilometer ke Kota Gorontalo. Biaya transportasi dan waktu yang dikeluarkan kerap tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan, membuat sebagian nelayan memilih tidak melaut.

Krisis BBM ini tidak hanya menghantam nelayan, namun juga merembet ke petani dan pelaku UMKM. Mesin pertanian tidak dapat dioperasikan, alat produksi rumah tangga macet, dan distribusi barang pun terganggu.

“Petani tidak bisa membajak sawah, penambang tidak bisa kerja, sopir angkutan terpaksa berhenti. Ini bukan karena mereka malas, tapi karena bahan bakar tidak tersedia,” ujar Allti Mohamad, tokoh masyarakat Bonepantai.

Baca Juga :  Jejak Keluarga Tom Lembong di Gorontalo

Menurut Allti, kondisi ini memperparah kesenjangan ekonomi di wilayah pesisir. Ia menilai pemerintah belum serius memperhatikan kebutuhan energi masyarakat pinggiran, meski terus mengampanyekan ketahanan energi dan pemerataan pembangunan.

Warga meminta pemerintah daerah dan pusat segera mengambil tindakan konkret. Jika SPBU belum bisa diaktifkan kembali dalam waktu dekat, mereka mendesak adanya jalur distribusi alternatif yang tetap dan terjadwal.

“Kami apresiasi bantuan distribusi BBM dari TNI AL, tapi itu hanya sementara. Solusi jangka panjangnya tetap SPBU harus berfungsi normal,” tegas Allti.

Baca Juga :  Jejak Tugu Jagung yang Terhapus: Ketika Simbol Petani Diganti Proyek Vidiotron Mangkrak

Ia menambahkan, masyarakat tidak menuntut bantuan gratis, melainkan akses terhadap BBM agar bisa kembali bekerja dan mandiri secara ekonomi.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Pertamina maupun pemerintah daerah terkait penyebab SPBU Tihu tidak beroperasi dan kapan akan difungsikan kembali.

Warga berharap pemerintah tidak lagi menunda penanganan. “Yang mati bukan hanya mesin. Tapi juga harapan kami untuk hidup layak,” kata Amin dengan suara berat.

**Klik Channel WhatsApp Ulanda.id untuk membaca berita pilihan menarik lainnya langsung di ponselmu.

Example floating