ULANDA.ID — Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo meninjau langsung keberadaan Belle Mosehati di Kabupaten Bone Bolango, Rabu (23/7). Peninjauan ini dilakukan guna memastikan program penanggulangan gizi buruk dan penurunan angka stunting tetap berjalan optimal.
Anggota Komdi IV dr. Sri darsianti, Belle Mosehati yang diluncurkan akhir tahun 2024 oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo merupakan layanan kesehatan berbasis komunitas yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Namun, beberapa di antaranya kini dinyatakan tidak lagi beroperasi akibat efisiensi anggaran.
“Tujuan kami ke sini untuk melihat apakah Belle Mosehati ini masih aktif dan menjalankan program-program untuk mengatasi gizi buruk, ibu hamil, dan stunting. Alhamdulillah, kegiatannya masih berjalan,” ujar dr. yanti sapaan akrabnya.
Namun demikian, ia mengungkapkan kekhawatiran atas terbatasnya anggaran untuk penyediaan makanan bergizi. “Yang memprihatinkan, khusus Belle Mosehati yang ada dibone bolango kami menemukan bahwa anggaran unutk makanan bergizi hanya tersedia sampai hari ini. dan Ini menjadi catatan penting bagi kami,” tegasnya.
Untuk itu, Komisi IV berkomitmen mencari solusi pendanaan alternatif, termasuk melalui sinergi lintas sektor. “Kami akan berusaha mendorong agar Baznas bisa memberikan dukungan anggaran ke Belle Mosehati. Tapi tentu kita juga butuh peran aktif dari pemerintah desa, Dinas Kesehatan, serta stakeholder lainnya,” tambahnya.
dr.Yanti menilai Belle Mosehati di Bone Bolango masih menunjukkan semangat pelayanan meski di tengah keterbatasan anggaran. Oleh karena itu, ia mendorong agar fasilitas ini dijadikan pilot project untuk program serupa di daerah lain.
“secara keseluruhan hasilnya bagus, Bone Bolango bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lainnya dalam menanggulangi stunting dan meningkatkan gizi ibu hamil. meski anggaran makanan bergizi yang terbatas,” tegasnya.
Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo pun berharap Belle Mosehati dapat terus beroperasi secara berkelanjutan, meski menghadapi kendala efisiensi belanja publik.
“Insyaallah, kami akan terus dorong agar program ini tidak hanya bertahan, tapi menjadi pusat inspirasi gerakan layanan primer kesehatan berbasis masyarakat di Provinsi Gorontalo,” pungkas dr. yanti.