ULANDA.ID – Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa satu juta perempuan dan anak perempuan di Gaza menghadapi ancaman kelaparan massal, kekerasan, dan pelecehan.
Melalui unggahan di platform X pada Sabtu (16/8), UNRWA menyatakan kondisi darurat semakin memburuk.
“Kelaparan menyebar dengan cepat di Gaza. Perempuan dan anak perempuan terpaksa mengambil strategi bertahan hidup yang berbahaya, seperti mencari makanan dan air dengan risiko kehilangan nyawa,” kata UNRWA.
UNRWA mendesak pencabutan blokade Israel dan penyaluran bantuan kemanusiaan secara besar-besaran. Lebih dari 2 juta warga Gaza kini hidup di bawah pembatasan yang semakin ketat.
Pada Kamis (14/8), sebanyak 108 organisasi nonpemerintah (NGO) internasional menyampaikan bahwa mereka tidak dapat mengirimkan satu truk pun berisi pasokan penyelamat nyawa akibat larangan Israel.
Bahkan, pada Juli 2025, Israel menolak lebih dari 60 permohonan dari berbagai NGO dengan alasan tidak memiliki otorisasi mengirimkan bantuan.
Situasi semakin genting setelah otoritas kesehatan Gaza melaporkan tambahan 11 kematian dalam 24 jam terakhir, termasuk seorang anak, akibat kelaparan dan malanutrisi. Hingga kini, total korban jiwa akibat kelaparan telah mencapai 251 orang, dengan 108 di antaranya anak-anak.
Secara keseluruhan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 telah melampaui 61.800 orang, sementara lebih dari 155.000 orang terluka, menurut data otoritas kesehatan Gaza.
Potret memilukan terlihat ketika warga Palestina mengantre panjang untuk menerima makanan gratis di pusat distribusi di Kota Gaza pada 2 Agustus 2025. Kondisi ini mencerminkan betapa sulitnya akses kebutuhan pokok di tengah blokade dan konflik berkepanjangan.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mencatat, antara 27 Mei hingga 13 Agustus 2025, sedikitnya 1.760 warga Palestina tewas saat mencari bantuan di Gaza. Dari jumlah tersebut, 994 orang meninggal di sekitar lokasi yang dimiliterisasi non-PBB, sementara 766 lainnya tewas di sepanjang rute konvoi bantuan.
Isu kelaparan massal di Gaza kini menjadi sorotan internasional. Banyak pihak menilai, tanpa akses kemanusiaan yang terbuka, kondisi jutaan warga Palestina akan semakin memburuk, khususnya perempuan dan anak-anak yang menjadi kelompok paling rentan.