ULANDA.ID – Momen haru mewarnai penutupan Kongres PDI Perjuangan ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tak kuasa menahan tangis saat memeluk Hasto Kristiyanto di atas panggung. Pertemuan ini menjadi yang pertama sejak Hasto dibebaskan setelah menjalani proses hukum terkait kasus Harun Masiku.
Dengan suara bergetar, Megawati menyebut kehadiran Hasto dalam kongres sebagai anugerah yang tidak disangka-sangka.
“Saya tidak menyangka, ini benar-benar berkah dari Tuhan. Saya sangat terharu,” ujar Megawati di hadapan ribuan kader yang turut menyaksikan momen emosional tersebut.
PDIP Tegaskan Sikap Politik Sebagai Partai Penyeimbang
Dalam pidato penutupan kongres, Megawati menegaskan bahwa PDI Perjuangan tidak akan mengambil posisi sebagai oposisi terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebaliknya, PDIP akan berperan sebagai partai penyeimbang yang tegas memperjuangkan kepentingan rakyat.
“PDIP bukan oposisi, tapi kami akan menjadi kekuatan penyeimbang yang kritis dan konstruktif. Kami akan mendukung kebijakan pemerintah yang berpihak pada rakyat, dan bersuara keras terhadap kebijakan yang merugikan rakyat,” tegasnya.
Komitmen Jaga Arah Pembangunan Nasional
Megawati juga menegaskan bahwa sikap PDIP tersebut merupakan bentuk tanggung jawab konstitusional dalam menjaga arah pembangunan nasional agar tetap sejalan dengan cita-cita keadilan sosial.
Menurutnya, sebagai partai dengan sejarah panjang dalam demokrasi Indonesia, PDI Perjuangan memiliki hak dan kewajiban untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat di dalam maupun di luar pemerintahan.
“Kami tidak akan tinggal diam bila suara rakyat diabaikan. Tetapi kami juga tidak akan menentang hanya demi popularitas,” katanya.
Hasto Kristiyanto Disambut Hangat Kader
Kehadiran Hasto Kristiyanto di arena kongres disambut tepuk tangan dan pelukan dari para kader. Hasto sendiri mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang tetap diberikan partai selama proses hukum berlangsung.