Semarang, 3 Juni 2025 — LindungiHutan semakin memperluas aksi konservasinya dengan melakukan penanaman pohon di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur. Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya menjaga habitat gajah Sumatera yang terus terdesak oleh alih fungsi lahan, konflik manusia-satwa, serta degradasi lingkungan.
Sebagai salah satu kawasan konservasi penting di Indonesia, TNWK menjadi rumah bagi berbagai spesies satwa langka, termasuk gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), yang populasinya kian menurun akibat fragmentasi habitat.
Inisiatif ini ditunjukkan melalui program kolaborasi antara LindungiHutan dengan beberapa organisasi dan perusahaan, seperti ASEAN Foundation, TikTok, dan SAP, menanam 200 bibit pohon laban (Vitex pubescens) di sekitar wilayah taman nasional ini.
Pohon laban dipilih karena merupakan spesies asli yang menjadi pakan alami gajah, sekaligus memiliki peran ekologis penting dalam menjaga keseimbangan vegetasi hutan dataran rendah. Kehadiran tanaman ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pakan satwa liar, memulihkan tutupan vegetasi, dan mengurangi potensi konflik antara gajah dan masyarakat sekitar.
“Program ini dilatarbelakangi oleh kondisi kritis yang dihadapi oleh gajah Sumatera, salah satu spesies yang terancam punah akibat perusakan habitat, konflik manusia-satwa, dan penurunan kualitas lingkungan,” ujar Wisnu Mohammad Rizky, Strategic Partnership LindungiHutan.
Aksi penanaman ini juga disertai edukasi publik melalui penyelenggaraan webinar yang membahas urgensi konservasi gajah Sumatera serta pentingnya pelibatan masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang LindungiHutan dalam membangun kesadaran kolektif dan menggalang partisipasi lintas sektor.
Hingga Mei 2025, LindungiHutan telah menanam lebih dari 1 juta pohon di lebih dari 35 lokasi di Indonesia, dengan dukungan dari lebih 63 ribu Sahabat Alam dan 600 perusahaan. Gerakan ini tidak hanya berfokus pada aspek ekologis, tetapi juga berorientasi pada pemberdayaan masyarakat lokal dan keberlanjutan sosial ekonomi di sekitar wilayah penanaman.
Dengan pendekatan berbasis data, kolaborasi, dan aksi nyata di lapangan, LindungiHutan terus membuktikan bahwa konservasi dapat dijalankan secara inklusif. Kehadiran program ini di TNWK mempertegas komitmen LindungiHutan untuk ikut menjaga masa depan satwa liar Indonesia, khususnya gajah Sumatera, melalui rehabilitasi habitat yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
**Klik Channel WhatsApp Ulanda.id untuk membaca berita pilihan menarik lainnya langsung di ponselmu.
Artikel ini telah tayang di VRITIMES