“Kalau memang sampah yang dicari, kenapa tidak sekalian ambil kantong dan ikut membersihkan? Jangan malah menuduh Walima sebagai pameran sampah,” tegasnya.
Ican mengingatkan, Walima adalah ibadah kolektif yang meneguhkan nilai kebersamaan, syukur, dan doa. Menguranginya hanya menjadi perdebatan ekologis dianggap mencederai makna spiritual yang sudah dijaga ratusan tahun.
“Kalau begini caranya, jangan kaget kalau nanti ada tulisan baru yang menyebut Salat Jumat hanya festival sandal jepit hilang. Itu jelas keliru besar,” kata Ican menutup pernyataannya.
Sebelumnya, Kevin Sairullah dalam opininya menyoroti Walima yang menurutnya telah bergeser menjadi praktik konsumtif dan sarat sampah plastik. Ia bahkan menyebut tradisi ini berpotensi melukai lingkungan jika tidak segera diarahkan menjadi lebih ramah ekologi.