Pemkot Gorontalo Lestarikan Budaya Momeati, Libatkan 50 Pelajar Kurang Mampu
Sebarkan artikel ini
Wali Kota menyampaikan bahwa tradisi Momeati bukan sekadar acara seremonial (Fhoto Dok. Humas Pemkot)
ULANDA.ID – Pemerintah Kota Gorontalo terus memperkuat komitmen dalam melestarikan warisan budaya daerah melalui kegiatan pembinaan tradisi adat Momeati yang dilaksanakan pada Kamis (22/5/2025) di Bandayo Lo Yiladiya, Kota Gorontalo.
Kegiatan adat ini menyasar 50 peserta didik perempuan dari keluarga kurang mampu, yang terdiri atas tujuh siswa sekolah dasar dan 43 siswa sekolah menengah pertama. Prosesi dilaksanakan dengan melibatkan tokoh adat, tokoh agama, serta jajaran pemerintah daerah.
Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, dalam sambutannya menegaskan bahwa Momeati bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bagian penting dari pembentukan karakter dan pelestarian identitas budaya Gorontalo.
“Budaya bukan peninggalan usang, tetapi warisan hidup yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang,” ujar Adhan.
Ia juga menekankan pentingnya membangun generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki fondasi moral dan spiritual yang kuat.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin anak-anak tumbuh dengan memahami nilai-nilai adat, tanggung jawab sosial, serta rasa bangga terhadap budaya lokal,” tambahnya.
Wali Kota menyampaikan bahwa tradisi Momeati bukan sekadar acara seremonial
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Lukman Kasim, menyampaikan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan nasional dan daerah dalam pemajuan kebudayaan.
Lukman merinci bahwa kegiatan Momeati mengacu pada:
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan, serta
Program 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo.
“Kegiatan ini merupakan sinergi antara pelestarian budaya dan penguatan karakter siswa, yang sejalan dengan visi kepemimpinan daerah untuk ‘mengurus rakyat’,” jelas Lukman.
Dinas Pendidikan Kota Gorontalo disebut telah menyusun program yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan relevan dengan kebijakan daerah, dengan memastikan peserta yang terlibat benar-benar layak menjalani prosesi adat.
Prosesi Momeati sendiri dipimpin oleh para pemangku adat dan tokoh budaya, dengan ritual adat yang dijalankan secara khidmat sesuai tradisi Gorontalo.(**)