ULANDA.ID — Menanggapi kekhawatiran Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bone Bolango terkait menjamurnya minimarket waralaba di Bone bolango.
Direktur CV Cahaya Firatama, Muhlis Lakodi, menyatakan bahwa kehadiran ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret di wilayah Bone Bolango tidak serta-merta mengancam eksistensi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.
“Dampak dari ritel modern terhadap UMKM tidak bersifat mutlak negatif. Banyak faktor yang menentukan, seperti strategi bisnis UMKM itu sendiri, dukungan dari pemerintah, dan dinamika pasar lokal,” ujar Muhlis kepada media, Minggu (20/7/2025).
Muhlis yang juga menjadi mitra resmi Alfamart di Gorontalo itu menjelaskan, bahwa UMKM yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan menjalin kemitraan strategis justru memiliki peluang berkembang di tengah gempuran ritel modern.
Ia menyoroti sejumlah potensi dampak positif yang bisa diraih pelaku UMKM jika mampu memanfaatkan situasi dengan tepat, antara lain:
Persaingan mendorong UMKM untuk terus berinovasi dalam produk, layanan, hingga pemasaran agar tetap kompetitif.
UMKM yang dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas pasokan berpeluang menjadi pemasok resmi bagi jaringan ritel seperti Alfamart dan Indomaret. Hal ini membuka peluang peningkatan skala produksi dan pendapatan.
Ritel modern memungkinkan produk lokal dipasarkan ke segmen konsumen yang lebih luas, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Muhlis menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem usaha yang adil dan berkelanjutan. Dukungan regulasi, pelatihan, dan kemudahan akses modal menjadi faktor penting agar UMKM lokal tidak hanya bertahan tetapi juga tumbuh di tengah perkembangan ritel modern.
“Diperlukan kolaborasi antara pemangku kepentingan, mulai dari pelaku usaha, pemerintah, hingga masyarakat, agar tercipta iklim usaha yang saling menguatkan,” tegasnya.