ULANDA.ID – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 16 Mei 2025, di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, mulai pukul 14.00 WIB. Salah satu agenda utama dalam rapat tersebut adalah persetujuan perubahan jajaran direksi, termasuk penetapan direktur utama baru.
Posisi direktur utama BSI kosong sejak Hery Gunardi diangkat sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Selama satu bulan terakhir, jabatan tersebut diisi oleh Bob Tyasika Ananta sebagai pelaksana tugas (Plt). Selain itu, terdapat tiga posisi direktur lainnya yang masih belum terisi.
Tiga Nama Calon Dirut BSI Mengemuka
Berdasarkan informasi dari sumber Infobanknews, tiga kandidat disebut-sebut berpeluang menduduki posisi puncak di BSI. Dua nama berasal dari internal, yaitu Bob Tyasika Ananta dan Zaidan Novari, sementara satu nama eksternal adalah mantan Direktur Utama BRI, Sunarso.
Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Bob Tyasika Ananta menjadi calon terkuat untuk menjabat sebagai direktur utama BSI. “Pak Bob yang kuat (isi posisi dirut BSI),” ujar sumber tersebut.
Profil Singkat Bob Tyasika Ananta
Bob Tyasika Ananta bukan sosok baru di industri perbankan nasional. Pria asal Surakarta ini memiliki rekam jejak panjang di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Beberapa jabatan strategis yang pernah diembannya di BNI antara lain Direktur Perencanaan & Operasional (2016–2018), Direktur Manajemen Risiko (2018–2019), Direktur Treasury & International (2019), serta Direktur Human Capital & Kepatuhan (2020).
Bob kemudian bergabung dengan BSI dan diangkat sebagai Wakil Direktur Utama melalui RUPST 2022, menggantikan Abdullah Firman Wibowo, eks Dirut BNI Syariah.
Kinerja Keuangan BSI 2024
Sepanjang tahun 2024, BSI membukukan kinerja keuangan yang impresif. Laba bersih perusahaan mencapai Rp7,01 triliun, meningkat 22,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp5,7 triliun pada 2023.
Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan sebesar 15,88 persen yoy menjadi Rp278 triliun. Sementara itu, cost of financing menurun 31 basis poin (bps) menjadi 0,83 persen, menandakan efisiensi dalam pengelolaan biaya dana.
BSI juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp327 triliun, tumbuh 11,46 persen yoy. Komposisi dana murah (CASA) tercatat sebesar Rp197 triliun, memperkuat struktur pendanaan bank syariah terbesar di Indonesia ini.
Gabungan pertumbuhan pembiayaan dan DPK turut mendorong peningkatan total aset BSI hingga mencapai Rp409 triliun, naik 15,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penutup (Call to Action Natural):
RUPST BSI 2025 menjadi momentum penting untuk menentukan arah strategis bank syariah nasional ke depan. Penunjukan direktur utama baru diharapkan dapat memperkuat posisi BSI sebagai pemain utama dalam ekosistem keuangan syariah di Indonesia.