Gubernur dan Wakil Ketua III DPRD Provinsi Sulyanto Pateda, Sambut Kedatangan Menteri Kelautan dan Perikanan

ULANDA.ID I Gorontalo – Suasana penuh khidmat mewarnai awal kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, ke Provinsi Gorontalo pada Selasa pagi, 29 April 2025. Setibanya di Bandara Djalaludin Gorontalo pukul 10.00 Wita, Menteri Trenggono disambut dengan prosesi adat Mopotilolo, sebuah tradisi penyambutan tamu agung yang sarat nilai budaya.

Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, dan Wakil Ketua III DPRD Provinsi Gorontalo, Sulyanto Pateda, hadir langsung menyambut kedatangan Menteri Trenggono begitu pesawat mendarat. Prosesi adat dipimpin oleh para tokoh adat dari U Duluwo Limo Lo Pohalaa, dewan adat yang mewakili lima wilayah adat di Gorontalo.

Dengan mengenakan songkok dan selendang Karawo—kerajinan khas Gorontalo—Menteri Trenggono memperlihatkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap budaya lokal. Penyambutan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo serta unsur Forkopimda, menambah kekhidmatan acara.

Di ruang VIP bandara, prosesi Mopotilolo berjalan lancar. Hidangan dan minuman tradisional disajikan sebagai bentuk penghormatan, disusul petuah adat dan doa keselamatan bagi Menteri Trenggono beserta rombongan. Suasana hangat dan penuh makna tersebut menjadi simbol penerimaan masyarakat Gorontalo terhadap kunjungan kerja Menteri.

“Prosesi ini menandakan bahwa tamu yang datang telah diterima secara adat, dan diharapkan membawa berkah serta manfaat bagi daerah,” ujar salah satu tokoh adat yang memimpin upacara.

Usai penyambutan, Menteri Trenggono bersama Gubernur Gusnar Ismail dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Gorontalo Utara untuk meninjau langsung agenda-agenda strategis di sektor kelautan dan perikanan. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi pusat dan daerah demi kemajuan sektor kelautan di Bumi Serambi Madinah.

Kehadiran Menteri Trenggono tidak hanya membawa semangat pembangunan, tetapi juga mempererat hubungan emosional dan kultural antara pemerintah pusat dengan masyarakat Gorontalo.