ULANDA.ID – Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya menyusul meningkatnya tekanan dari Partai Demokrat Liberal (LDP) yang dipimpinnya, setelah mengalami kekalahan bersejarah dalam pemilihan parlemen pada Juli 2025.
Ishiba, yang menjabat sejak Oktober 2024, sebelumnya menolak desakan kelompok oposisi sayap kanan di internal partai. Namun, ia akhirnya menyatakan mundur demi mencegah kekosongan politik di tengah tantangan besar yang sedang dihadapi Jepang, baik di dalam maupun luar negeri.
“Langkah ini saya ambil agar Jepang tidak terjebak dalam ketidakpastian politik di saat kondisi global penuh dinamika,” kata Ishiba dikutip dari AP, Minggu (7/9).
Pengunduran diri itu diumumkan sehari sebelum LDP dijadwalkan memutuskan apakah akan menggelar pemilihan ketua lebih awal. Keputusan tersebut dinilai sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap Ishiba jika tetap dilaksanakan.
Ishiba menegaskan, proses pemilihan ketua partai akan segera dimulai untuk memilih penggantinya. Dengan demikian, keputusan LDP pada Senin tidak lagi diperlukan.
Jika tetap bertahan, Ishiba diperkirakan akan kesulitan mengelola partai yang terpecah sekaligus menghadapi pemerintahan minoritas.
Kekalahan koalisi pemerintah dalam pemilu Juli, di mana LDP gagal meraih mayoritas dari 248 kursi di majelis tinggi, memperburuk posisi politik Ishiba. Sebelumnya, partai koalisi juga kehilangan dominasi di majelis rendah, sehingga mengguncang stabilitas pemerintahan Jepang.